Kode Error di Android


sumber :: http://maxiandroid.blogspot.com/2012/04/error-code-dan-status-code-pada-android.html

Ilustrasi || Sumber : www.androidincanada.ca
Ilustrasi || Sumber : http://www.androidincanada.ca

***

0 – Bad phone number

14 – Tampaknya terjadi ketika menerapkan format rom.tgz. Ekstensi terlalu banyak pada akhir (Sebagai contoh rom.tgz.tgz, Seharusnya Rom.tgz) Hal ini juga bisa disebabkan oleh exracting a. Rom.tgz. File-file perlu ditinggalkan sebagai file. Rom.tgz.

21 – Nama file dari folder tersebut memiliki ruang di dalamnya. (Contohnya: nandroid / sampel rom, perlu nandroid / samplerom)

25 – rom adalah dalam subfolder terlalu banyak. (Contohnya: nandroid / samplerom / samplerom, perlu menjadi nandroid / samplerom)

28 – rom tersebut rusak.

31 – sdcard telah menjadi korup. Format melalui android melalui PC Anda  atau disebabkan format tidak benar.

34 – Terjadi ketika melakukan backup dan tidak ada cukup ruang pada sdcard tersebut. Hapus beberapa file untuk membuat ruang dan mulai lagi.

35 – Nama untuk cadangan terlalu banyak karakter. Cukup ganti namanya.

38 – Error karena media player yang tidak teridentifikasi

67 – Data call failure

97 – SMS Error Class 2.

101 – Market Error 101 Download Failed.

128 – Data call failure

492 – Error yang disebabkan karena kesalahan pada system

941 – Update error, gagal update

2128 – Malfungtion operator selular

Ayat :: Proyek Besar Quran


KING SAUD UNIVERSITY MEMBUAT PROYEK BESAR 
AL QUR’AN DIGITAL
***

Banyaknya pengguna komputer, laptop, tablet hari ini, menyebabkan kebutuhan akan software / aplikasi demikian tinggi. Berbagai software dibuat untuk membantu para pengguna komputer. Salah satunya adalah proyek besar dari King Saud University, yaitu membuat Al Qur’an Digital Terlengkap.

King Saud University adalah salah satu universitas terbesar di Arab Saudi. Software Al Qur’an Digital ini digarap dengan serius dan profesional serta didanai secara penuh oleh King Saud University.

Quran Karim
Quran Karim

Diharapkan dengan kehadiran Software yang diberi nama Ayat ini dapat membantu umat muslim seluruh dunia untuk terus berinteraksi dengan Al Qur’an, dan menghafal Al Qur’an. Software Ayat dapat di download secara Gratis. Saat ini sudah diluncurkan Versi 1.2.2 dengan fasilitas antara lain :

1.    Terjemah Bahasa Indonesia dan 20 Bahasa Lainnya
2.    Tafsir Bahasa Indonesia dari Al Jalalayn
3.    Murottal MP3 Al Qur’an lebih dari 20 Qori / Imam
4.    Putar Murottal MP3 Per Ayat
5.    Dirancang untuk membantu menghafal Al Qur’an
6.    Pengulangan Per Ayat / Halaman yang ingin dihafal
7.    Mode Latihan Hafalan dengan Highlight Ayat
8.    Mode Tilawah untuk membaca Al Qur’an
9.    Pencarian Ayat / Terjemah
10.    Tersedia untuk Windows / Mac / Linux/ Android

Salah satu kelebihan software Ayat ini yaitu adanya fasilitas untuk membantu menghafal Al Qur’an, pengguna bisa memilih menu Latihan Hafalan dan pengulangan ayat per ayat.

Untuk versi bahasa Indonesia lengkap dengan tafsir dan terjemahnya kini sudah bisa di download secara gratis di sini >> AYAT — Software Quran (118 MB). Khusus versi Mac klik disini.

Setelah download aplikasi ayat, download murottal juga, agar file audionya bisa dijalankan. Silahkan pilih :
1. Syekh Hudaifi (409 MB) klik disini
2. Syekh Al Ghomidi (423 MB) klik disini
3. Syekh Abdul Basit (537 MB) klik disini
4. Syekh Husari (734 MB) klik disini
5. Syekh Misyari Rasyid Alafasy (819 MB) klik disini
Untuk menginstall murottal bisa juga dari Aplikasi Ayat masuk ke menu Download lalu pilih Qori yang diinginkan.

Semoga dengan mengInstall aplikasi Al Qur’an Digital di laptop / komputer kita menjadikan hari-hari kita bekerja didepan laptop / komputer menjadi penuh keberkahan.

Pulo Kemaro


Ceritanya hari itu sejarah tercipta, setelah 5 tahun 5 bulan bersemayam di bumi Sriwijaya akhirnya bisa nyicip wisata ke tempat yang [katanya] gak ke palembang kalo gak ke sana. Yap, that is Pulo Kemaro. Sebuah pulo yang sebenernya gak banyak objek wisata disana. Tapi, cerita legenda yang melatarbelakangi si pulau ini yang membuatnya tempat wajib dikunjungi di Palembang. Amejing.

DSC_0373
Bermula dari pinggiran Musi
DSC_0241
Melewati pasar 16 Ilir, Landmark Palembang
DSC_0248
Saatnya menjelajah arus Musi
DSC_0251
Berpapasan dengan Emas Hitam asli Sumsel
DSC_0275
Cuma makmur dan sejahtera, seharusnya berkeadilan agar merata kemakmuran yg ada.
DSC_0308
Penjaga Pagoda, dicermati kayak kendaraan sinterklas tapi make Naga #jokes
DSC_0311
Pagoda-nya menjulang ke langit, lupa bawa meteran buat ngitung ketinggiannya
DSC_0325
Legenda pulau kemaro tentang Siti Fatimah

Sriwijaya Party : Bedagang


19 Oktober 2013. Hari itu untuk pertama kalinya saya mengikuti seminar dengan niat dari hati. Dan juga harus mengeluarkan budget sendiri tuk beli tiketnya. Maklumlah, saya orang yang tidak terlalu berminat dengan yang namanya seminar, kecual seminar proposal *eh. Makanya bisa dikatakan saya minim sekali mempunyai “cinderamata”mengikuti  seminar, yaa sertifikat. Sebab sekarang ini sertifikat dianggap menjadi barang sakti yang dicari mahasiswa. Tanpa tahu jenis seminar apa yang diadakan. Mental sertifikat ini juga yang membuat organisasi selalu menghadiahkan cinderamata agar acara yang mereka adakan ramai oleh mahasiswa. Selalu ada kata-kata “ada Sertifikat !!” di hampir mayoritas poster atau pun pamflet. Semoga kita tidak menjadi mahasiswa pemburu sertifikat.

Oya, seminar ini pun saya ikuti karena ada embel-embel Pesta-nya. Yap, pesta wirausaha sriwijaya 2013. Pesta selalu identik dengan meriah dan tidak membosankan. Kontras dengan persepsi seminar selama ini yang selalu monoton *versiGue. Pilihan kata yang tepat tuk dijadikan titel seminar kali ini. Great! Dan yang datang pun orang-orang yang saya kenal di tuiter, jadi sedikit banyak tau background mereka. Entah apa yang merasuki saya saat itu, langsung saja saya mendaftarkan diri tuk ikut pesta itu dengan junior di kampus.

Maksud hati ingin ikut full session, mulai pagi ampe sore. Tapi apa daya manusia. Malam sebelum acara ketika hijrah dari Layo ke Palembang tanpa disangka si ban pecah, dan si ban ini pun tidak mau dibongkar di sembarang tempat. Jadilah malam itu kembali ke Layo lagi. Dan besoknya pas hari H baru bisa ke palembang jam 11.

DSC_3979

Akhirnya bada zuhur baru bisa bergabung ke pesta itu. Saat itu mas Fauzi Rahcmanto lagi manggung di depan. Dengan pembawaan yang santai dan menarik, beliau mencoba untuk merekonstruksi mindset peserta; bagaimana kita harus bisa bervisualisasi, bahkan sejak kecil harus dilatih bermimpi. Kemudian menjelaskan tentang betapa berharganya yang namanya gagasan. Gagasan itu lebih mahal dibanding pitih (uang). Gagasan itu bisa beranak pinak, mudah menyebar kemana-mana. Serta menjelaskan faktor sukses berbisnis; disukai-dikuasai-dibutuhkan. Trilogi yang harusnya ditanamkan pengusaha muda Indonesia jikalau ingin kuasai dunia. Hhmm.

Ternyata paginya yang manggung mas Jay Terroris dan mas Elang Gumilang. Dan saya melewatkan aksi panggung mereka. Semoga bersua di lain waktu. Masuk ke sesi terakhir bada ashar, yang nampil si Embah Saptuari. Aseeliii, nampol banget budak sikok ini. Supperrr saaakkkseeesss-lah. Beliau menceritakan kisah pedessss-nya menjadi pengusaha. Inspiratif banget. Beliau juga memaparkan kesalahan yang sering dilakukan pengusaha, antara lain :

  • Tidak fokus/tekun

  • Ikut-ikutan/miskin ide, harusnya berani beda donkss

  • Gampang percaya sehingga mudah ditipu

  • Maunya instan, gak mau proses

  • Terlalu banyak gaya, untung dikit belikan barang mewah

  • Mudah hutang hingga gak bisa bayar

  • Buta akan keuangan, padahal ini URGENT bangeetttsss. Apa itu omzet, profit dan bla bla.

  • Cepat puas sehingga berhenti belajar

  • Salah niat sehingga orientasi bisa ngawur ngidul.

DSC_3980

Gendeng bangeth lah si embah sikok ini. Penyampaiannya seger banget. Beliau juga tekankan bahwasanya kita sebagai muslim harus bisa berbisnis dengan Allah sehingga niat kita selalu benar, insyaAllah. Dan senantiasa gelar sajadah, yang Wajib pasti dikerjain, sunnah-nya di kencengin !! Sila cek Ali Imran:26 biar lebih memotivasi kita semua, ujarnya di penghujung acara.

DSC_3985

** insting nyeleneh saya berujar bahwasanya modal tuk jadi pengusaha yaitu niat, fokus, berbagi serta ‘gelar sajadah’. Sebab melihat pengusaha-pengusaha sukses saat ini, mereka juga pernah mengalami titik kritis dan mereka imbangi itu semua dengan modal diatas. Yaap, tidak ada pengusaha sukses tanpa titik kritis. Itulah yang menjadi value dari seorang pengusaha, mereka lebih cepat berkembang dikarenakan titik kritis mereka yang mendongkrak mindset. Terutama poin berbagi diatas, mereka sangat jor-joran. Layaknya para sahabat Rasul yang tak mau kalah satu sama lain ketika hartanya disedekahkan kepada yang membutuhkan. Semoga tulisan ini melecut penulis agar lebih josh lagi. Yeah!! **

Bersama mbah Saptuari & mbah Erdian

Statigram


Siapa yang tidak kenal instagram. Di era androidisasi hari ini, semua aplikasi open source meledak sekenceng-kencengnya. Mulai dari aplikasi berbayar hingga aplikasi pree (gratis-dibacanya). Tak terkecuali aplikasi tuk mamajang poto-poto seperti instagram. Dahulu kala sebelum adanya digitalisasi, hasil jepret poto kan tersusun rapi di album-album. Album poto selalu letaknya di bawah rak meja ruang tamu. Kalo gak disana ya di rak-rak tumpukan koran di ruang tamu. Pokoknya letaknya di ruang tamu, seolah-olah itu harta yang wajib dilihat ketika tamu datang.
Instagram telah diakuisisi oleh bro Mark Zuckerberg, empunya Pesbuk di tahun 2012, senilai 1 milyar dollar atau setara 9,6 triliun rupiah di masa itu. Lumayan buat bangun infrastruktur Indralaya City, hmmm. Saat ini siapa tidak kenal instagram, hampir semua orang punya akun disini ( yang pasti yang terkena badai android dan ios ).
Masalahnya sekarang, bagaimana mereka yang belum bisa memiliki android dan ios? Tapi hasrat mereka tuk bisa mejeng foto di instagram sudah melangit. Gampang toh, bicoz instagram udah muncul versi web-nya. Tinggal buka instagram(dot)com lalu berselancar deh. Tapi tuk login harus jadi user yang terdaftar dulu dan daftarnya di android ataupun ios. Bisalah tuk sekedar minjem hape temen bentar tuk buat akun di instagram. Ahay.
Oiya, buat instagram versi web ane lebih rekomendasikan si http://statigr.am. Tampilannya asyik, lugas dan cool. Dan juga gak terlalu berat loadingnya kayak instagram(dot)com. Mungkin sedikit share kali ini, sekedar tidak ingin dashbor worpres ini lumutan bae.
statigram

Malcolm X


Sebenarnya udah lama film Malcolm X (1992) ini memenuhi isi hardisk laptop, tapi baru semalam dan hari ini berkesempatan nontonnya. Durasi film yg hampir 4 jam membuatku tuk mencari waktu yang tepat untuk menontonnya. Lebih lama dari durasi film-film India kebanyakan. Film Veer Zaraa yang aku anggap sebagai film terlama, hampir 3jam-an lebih. Ternyata disalip durasinya sama Malcolm X. Itu pun nonton dengan 2 chapter waktu, semalam dan hari ini. Sebagai penganut simple-isme, menonton film dengan durasi yang lama pastilah membosankan. Serta kebingungan tuk mencari benang merah dari si film. Alhamdulillah Malcolm X is done.

Oiya, ternyata bornday si Malcolm X sama kayak bornday-nya si Fajar Aditya Emozha, amejingg !! Terus usia Malcolm X yang ternyata berhenti di umur 39 tahun. Sungguh usia emas seorang pahlawan. Kematianya pun diterjang gerombolan peluru. Mengingatkan ku pada sosok ustadz Hasan Al Banna.

Ekspektasi di awal nonton sungguh biasa saja, sebab kisah Malcolm X dimulai dari kisah masa kecil, ayah seorang aktivis pendeta negro. Terus beranjak remaja yang mana menganut pergaulan bebas, ciri khas Amerika-lah. Hingga akhirnya berujung di penjara. Disinilah dia menemukan jalan hidupnya. Sepertinya sudah menjadi jalannya para pahlawan, pernah merasakan dinginnya lantai penjara.

malcolm X

Ekspektasiku mulai berubah ketika Malcolm masuk Islam, sebab Islam yang diterimanya hanya sebatas mengangkat supremasi orang negro saat itu, ibarat  perjuangan Nelson Mandel di Afsel. Dia juga mempunyai murobbi, Elijah Muhammad namanya. Elijah adalah pendiri dan ketua Nation of Islam (NOI), sebuah organisasi tempat berkumpulnya orang-orang kulit hitam (negro) yang bernafaskan Islam. Nah, sosok Elijah ini mencerminkan sosok Rasulullah, sebab dia mengaku sebagai nabi utusan Allah di muka bumi. Menarik tuk ditonton, mungkin sekian sedikit mukaddimah film Malcolm X. Ceritanya sungguh mengharu biru.

Cocok ditonton buat yang katanya sebagai aktivis Islam kontemporer. Banyak kisah dan pesan yang bisa kita ambil dari film ini. Sosok Malcolm X sendiri diperankan oleh Denzel Washington. Seorang aktor negro yang telah sukses di Hollywood. Oiya, disini Denzel Wahington masih muda. Sekarang udah tua ;D

Selamat menonton 🙂

Sedikit biografi singkat MALCOLM X >> http://id.wikipedia.org/wiki/Malcolm_X

Ekstase Miraj


 

Sekiranya ku menjadi Muhammad
Takkan sudi ku beranjak ke bumi
Setelah sampai di dekat ’Arsyi
-’Abdul Quddus, Sufi Ganggoh-

Buraq namanya. Maka ia serupa barq, kilat yang melesat dengan kecepatan cahaya. Malam itu diiring Jibril, dibawanya seorang Rasul mulia ke Masjidil Aqsha. Khadijah, isteri setia, lambang cinta penuh pengorbanan itu telah tiada. Demikian juga Abu Thalib, sang pelindung yang penuh kasih meski tetap enggan beriman. Ia sudah meninggal. Rasul itu berduka. Ia merasa sebatang kara. Ia merasa sendiri menghadapi gelombang pendustaan, penyiksaan, dan penentangan terhadap seruan sucinya yang kian meningkat seiring bergantinya hari. Ia merasa sepi. Maka Allah hendak menguatkannya. Allah memperlihatkan kepadanya sebagian dari tanda kuasaNya.

Buraq namanya. Ia diikat di pintu Masjid Al Aqsha ketika seluruh Nabi dan Rasul berhimpun di sana. Mereka shalat. Dan penumpangnya itu kini mengimami mereka semua. Tetapi dari sini Sang Nabi berangkat untuk perjalanan yang menyejarah. Disertai Jibril ia naik ke langit, memasuki lapis demi lapis. Bertemu Adam, Yahya serta ’Isa, Yusuf, Idris, Harun, Musa, dan Ibrahim. Lalu terus ke Sidratul Muntaha, Baitul Ma’mur, dan naik lagi menghadap Allah hingga jaraknya kurang dari dua ujung busur. Allah membuka tabirNya..

Allah.. Allah.. Jika melihat Yusuf yang tampan sudah membuat jari para wanita teriris mati rasa, apa gerangan rasa melihat Sang Pencipta yang Maha Indah? Atau katakan padaku shahabat, apa yang kau rasakan saat melihat Ka’bah yang mulia untuk pertama kalinya? Ya, sebuah ekstase. Kita haru. Kita syahdu. Air mata menitik. Raga terasa ringan. Jiwa kita penuh. Mulut kita ternganga. Maka apa kira-kira yang dirasakan Muhammad, Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam ketika ia mi’raj bertemu Rabbnya? Kesyahduan. Keterpesonaan. Kesejukan. Kenikmatan ruhani. Kelegaan jiwa. Tiada tara. Tiada tara. Tiada tara.

Demi Allah, alangkah indahnya, betapa nikmatnya..

Maka ada benarnya Sufi Ganggoh itu. Di saat mengalami puncak kenikmatan ruhani itu, tentu ada goda untuk bertahan lama-lama di sana. Kalau bisa, kita ingin menikmatinya selamanya. Atau setidaknya mengulanginya. Lagi dan lagi. Kesyahduan yang tak terlukiskan, ruhani yang terasa penuh, berkecipak, mengalun. Jiwa yang terpana bagaikan titik air menyatu dengan samudera, kedirian kita hilang lenyap ditelan kemuliaan dan keagungan Ilahi. Kita ingin mereguknya, menyesapnya, lalu rebah, dipeluk, direngkuh, dan menyandarkan hati di situ saja. Selama-lamanya.

Kenikmatan ruhani. Kekhusyu’an batin. Kita pasti ingin menikmatinya selalu. Kita menghasratkannya tiap waktu. Tetapi justru di situlah salahnya. Justru di situlah kekeliruan terbesar kita.

Coba tengok perjalanan mi’raj Sang Nabi. Ia tidak terjadi setiap hari. Ia terjadi sekali, hanya ketika deraan rasa sakit, badai kepiluan, dan himpitan beban telah melampaui daya tahan kemanusiaan. Ia terjadi ketika sang Rasul merasakan puncak kepayahan jiwa; da’wah yang ditolak, seruan yang diabaikan, pengikut yang tak seberapa, sahabat-sahabat yang disiksa, dan para penyokong utama satu demi satu mencukupkan usia. Maka satu hal yang kita maknai dari perjalanan mi’raj adalah, bahwa ia sekedar sebuah waqfah. Ia sebuah perhentian sejenak. Sebuah oase tempat Sang Nabi mengisi ulang bekal perjalanannya. Bekal perjuangannya.

Mi’raj bukanlah titik akhir dari perjalanan itu. Merasakan kenikmatan ruhani yang dahsyat bukanlah tujuan dari perjalanan hidup dan risalahnya. Itulah yang membuat Sang Nabi dan Sang Sufi dari Ganggoh bertolak belakang. Jika Sang Sufi memandang ekstase kenikmatan ruhani itu sebagai tujuan hidupnya, Sang Nabi sekedar menjadikannya sebuah rehat. Sejenak mengambil kembali energi ruhani, mengisi ulang stamina jiwa. Sesudah itu dunia menantinya untuk berkarya bagi kemanusiaan. Dan iapun, kata Muhammad Iqbal dalam Ziarah Abadi, menyisipkan diri ke kancah zaman.

Padaku malaikat menawarkan,
”Tinggallah di langit ini, bersama syahdu sujud-sujud kami
Bersama kenikmatan-kenikmatan suci”
”Tidak!”, kataku, ”Di bumi masih ada angkara aniaya
Di sanalah aku mengabdi, berkarya, berkorban
Hingga batas waktu yang telah ditentukan.”

Inilah jalan cinta para pejuang. Para penitinya bukanlah para pengejar ekstase dan kenikmatan ruhani. Mereka adalah pejuang yang mengajak pada kebaikan, memerintahkan yang ma’ruf, mencegah yang munkar, dan beriman kepada Allah. Dalam kerja-kerja besar itu, terkadang mereka merasa lelah, merasa lemah, merasa terkuras. Maka Allah menyiapkan mi’raj bagi mereka. Sang Nabi yang cinta dan kerja da’wahnya tiada tara itu memang mendapat mi’raj istimewa; langsung menghadap Allah ’Azza wa Jalla. Kita, para pengikutnya, berbahagia mendapat sabdanya, ”Saat mi’raj seorang mukmin adalah shalat!”

Shalat, kata Sayyid Quthb, adalah hubungan langsung antara manusia yang fana dan kekuatan yang abadi. Ia adalah waktu yang telah dipilih untuk pertemuan setetes air yang terputus dengan sumber yang tak pernah kering. Ia adalah kunci perbendaharaan yang mencukupi, memuaskan, dan melimpah. Ia adalah pembebasan dari batas-batas realita bumi yang kecil menuju realita alam raya. Ia adalah angin, embun, dan awan di siang hari di siang hari bolong nan terik. Ia adalah sentuhan yang lembut pada hati yang letih dan payah.

Maka shalat adalah rehat. Ketika tulang-tulang terasa berlolosan dalam jihad, rasa kebas di otot dan kulit berkuah keringat, Sang Nabi bersabda pada muadzinnya, ”Yaa Bilal, Arihna bish shalaah.. Hai Bilal, istirahatkan kami dengan shalat!”

Berhala Kekhusyu’an

Seorang musafir berhenti di sebuah Masjid. Ia lelah, gerah, penat, pegal, dan pening. Terlebih, sepanjang jalan ia merasa sepi di tengah ramai, dan asing di tengah khalayak. Di masjid itu ia menemukan ketenangan. Wudhunya serasa membasuh seluruh jiwa raga. Ketika air itu menyapu, ia seperti bisa melihat noktah-noktah hitam dosanya luntur berleleran, mengalir hanyut bersama air. Dalam shalatnya ia benar-benar merasa berdiri di hadapan Sang Pencipta. Tiap bacaannya seolah dijawab olehNya. Ia merasakan getar keagungan. Ini pertama kalinya ia bisa terisak-isak dalam sujudnya. Hatinya diselimuti perasaan tenteram, sejuk, penuh makna. Dia merasakan sebuah ekstase.

Saat lain ia lewat di masjid itu. Ia memang sengaja ingin shalat di sana. Ia rindu kekhusyu’annya. Masjid ini memancarkan keagungan. Pilar-pilarnya tegak kokoh, berlapis marmer kelabu. Kolom-kolom setengah lingkarannya manis dengan ukiran geometris. Lampu-lampunya remang dibingkai logam mengilat bersegi delapan. Lantainya lembut menyambut tiap sujud, dingin menyejukkan khas granit hitam.

Ia memilih shalat di sebalik tiang berbalut kuningan yang berukir ayat suci. Ia mencoba menghayati shalatnya. Tapi aneh. Kali ini, ia tak menemukan getar itu. Ia kehilangan kekhusyu’annya. Benar. Ia kehilangan semua perasaan itu. Tak ada ekstase. Tak ada kelezatan ruhani. Tak setitikpun air matanya sudi meleleh. Dalam sesal ia menguluk salam. Ke kanan, lalu ke kiri. Dan matanya menumbuk terjemah sebuah kaligrafi di dinding selatan. Terbaca olehnya, ”Barangsiapa mencari Allah, ia mendapatkan kekhusyu’an. Barangsiapa mengejar kekhusyu’an, ia kehilangan Allah.”

♥♥♥

Alangkah malang para penyembah kekhusyu’an. Khusyu’ menjadi tujuan, bukan sarana menuju Allah Subhanahu wa Ta’alaa. Maka perhatian utama dalam shalatnya terletak pada bagaimana caranya agar khusyu’, atau setidaknya terlihat khusyu’. Ayuhai, andai kau tahu bagaimana Sang Nabi dan sahabat-sahabatnya shalat. Mereka mendapatkan kekhusyu’an bukan karena mencarinya. Mereka khusyu’ karena shalat benar-benar perhentian dari aktivitas maha menguras di sepanjang jalan cinta para pejuang. Mereka khusyu’ karena payahnya diri dan kelelahan yang membelit melahirkan rasa kerdil dan penghambaan sejati.

Seperti para penyembah Al Masih merumit-rumitkan trinitas ketuhanan, berhala kekhusyu’an juga sering disulit-sulitkan. Tak salah sebenarnya mengutip kisah bahwa ’Ali ibn Abi Thalib meminta dicabut panahnya ketika beliau shalat. Agar sakitnya tak terasa karena khusyu’ shalatnya. Tak salah juga meneladani ’Abbad ibn Bisyr yang tetap melanjutkan shalat meski satu demi satu anak panah mata-mata musuh menancap di tubuh. Tapi apakah hanya itu yang disebut khusyu’?

Sang Nabi adalah manusia yang paling khusyu’. Dan alangkah indah kekhusyu’annya. Kekhusyu’an yang seringkali mempercepat shalat ketika terdengar olehnya tangis seorang bayi. Atau memperpendek bacaan saat menyadari kehadiran beberapa jompo dalam jama’ahnya. Kekhusyu’an yang tak menghalanginya menggendong Umamah binti Abil ’Ash atau Al Hasan ibn ’Ali dalam berdirinya dan meletakkan mereka ketika sujud. Kekhusyu’an yang membuat sujudnya begitu panjang karena Al Husain ibn ’Ali main kuda-kudaan di punggungnya.

Sahabat, inilah jalan cinta para pejuang. Khusyu’ dan gelora kenikmatan ruhani hanyalah hiburan dan rehat, tempat kita mengisi kembali perbekalan dan melepas penat. Ini adalah jalan cinta para pejuang. Bukan jalan para pengejar kenikmatan ruhani, hingga harus mengulang-ulang takbiratul ihram sampai sang imam ruku’. Ini bukan jalan para penikmat kelaparan yang ketakutan berkumur saat puasa tapi diam saja menyaksikan kezhaliman. Juga bukan jalan penikmat Ka’bah yang kecanduan berhaji sementara fakir miskin lelah mengetuk pintu rumahnya yang selalu terkunci.

Senarai sejarah memberi pelajaran tentang para pengejar kenikmatan ruhani. Mereka jauh terlempar dari jalan cinta ini. Ada yang merasa diri menjadi mukmin yang baik; karena bisa menangis saat shalat, bisa terharu saat membagi zakat, bisa berdzikir hingga hilang kesadaran saat berpuasa, atau berhaji setahun sekali; terbuta mereka dari dunia Islam yang serak memangil-manggil.

Inilah mereka yang selalu bicara agama sebagai urusan pribadi. Urusan pribadi untuk menikmati kesyahduan spiritual. Bagi mereka, alangkah nikmatnya shalat khusyu’ di atas sajadah mahal, dalam ruangan berpendingin, dengan setting pemandangan yang bisa diatur berganti-ganti. Khusyu’ adalah menikmati bacaan imam bersertifikat dari audio premium, dalam hembusan harum parfum aromaterapi. Jauh di sana, di jalan cinta para pejuang, Sang Nabi shalat di sela-sela jihad menegakkan syari’at. Dengan debu, dengan darah, dengan lelah, dengan payah.

Yang lain, mencari pelarian dari tekanan dunia yang menghimpit. Menikmati rasa tenteram karena dzikirnya, rasa melayang karena laparnya, rasa syahdu karena gigil tubuhnya. Ia bertapa dalam pakaian campingnya, hidup dalam kefakirannya, lalu merasa menjadi makhluq yang paling dicintai Allah. Tapi tak pernah wajahnya memerah ketika syari’at Allah dilecehkan. Tak pernah ia merasa terluka melihat kezhaliman. Tak pernah hatinya tergetar melihat nestapa sesama. Orang-orang semacam si Sufi dari Ganggoh. Dialah si burung unta yang merasa aman saat membenamkan kepalanya ke dalam pasir. Padahal tubuhnya terguguk tepat di depan pelupuk pemburu.

Ekstase. Kenikmatan ruhani. Kekhusyu’an. Jangan kau kejar rasa itu. Dia bukan tuhanmu. Dan tak hanya seorang muslim yang beroleh kemungkinan merasakan ekstase macam itu. Tanyakan pada seorang beragama Budha, penganut Zen, Tao, atau praktikan Yoga. Merekapun mengalaminya lewat meditasi dan rerupa puja. Seorang Nasrani dari Ordo Fransiskan yang melarat merasakannya dalam pengembaraan bertelanjang kaki ala kemiskinan Kristus. Seorang Nasrani dari Ordo Benediktin yang mewah menikmatinya dalam mengoleksi relik-relik suci peninggalan para bapa gerejawi.

Bukan itu.

Bukan itu yang kita cari.

Di jalan cinta para pejuang, berbaktilah pada Allah dalam kerja-kerja besar da’wah dan jihad. Menebar kebajikan, menghentikan kebiadaban, menyeru pada iman. Larilah hanya menujuNya. Meloncatlah hanya ke haribaanNya. Walau duri merantaskan kaki. Walau kerikil mencacah telapak. Sampai engkau lelah. Sampai engkau payah. Sampai keringat dan darah tumpah. Maka kekhusyu’an akan datang kepadamu ketika engkau beristirahat dalam shalat. Saat kau rasakan puncak kelemahan diri di hadapan Yang Maha Kuat. Lalu kaupun pasrah, berserah..
Saat itulah, engkau mungkin melihatNya, dan Dia pasti melihatmu..

Sepenuh cinta,

Salim A. Fillah

Sumber >> salimafillah.com/ekstase-miraj

Kuliner Layo


Udah lama mau buat listing kuliner di Indralaya, tapi baru malam ini kesampaian tuk membuatnya. Semoga bermanfaat buat warga Unsri Indralaya, terutama para mahasiswa/i-nya 😀

Warung Soto Betawi

Sesuai dengan namanya, disini yang menjadi ciri khasnya ya soto Betawi. Betewey, udah tau belon soto Betawi gimana rayi-nya? Yang belon tau, kayak dibawah ini penampakanya.

Soto Betawi

Disini juga ada ayam bakar dan ikan nila presto. Kalo mengenai uenaknya, menurut gue disini sotonya uenak tenan, pas buat kantong mahasiswa pula. Kalo aslinya soto Betawi itu dikasih susu putih (pengalaman makan di Bandung), tapi kalo disini gak pakai makanya cukup memanjakan dompet. Kalo porsi ayam bakarnya lumayan besar dan gurih, uenaknya nampol. Kalo nila presto belum tau, coz belum sempat nyicip. Biasanya nila itu mahal yaa? Nunggu awal bulan aja deh,hehe.

Pecel Lele

Banyak sih yang jual pecel lele di sekitar Unsri, tapi yang berkesan di gue karena enak dan sambalnya yang nampol ada di depan Indomaret, pecel lele Cak Fuad. Harganya juga memanjakan dompet. Terus pecel lele depan gg.Lampung, pas pertigaan keluar dari jl. Nusantara.

Martabak Telor

Agak heran juga kenapa cuma 1 tempat yang jual martabak telor di sekitar kampus, sebab ini kan makanan khas Palembang. Biasanya ramai gitu kalo makanan khas. Lokasinya di sebelah pecel lele yang gue bilang diatas, depan gg.Lampung pertigaan jalan keluar dari jl.Nusantara. Disini ada martabak telor ayam dan bebek. Karena satu-satunya di Layo mungkin, jadi bagi gue ueenak. Ini tempat jadi pelarian kalo ada teman dari luar Sumsel yang lagi main ke kosan gue, yang mau nyicip makanan khas Palembang.

Warung nasi komplit

Kalo ini sih banyak, tergantung selera teman-teman mau makan yang seperti apa. Kalo yang pengen makanan yang rasanya Minang banget, ada warung nasi Pak Uwo di depan gg.Lampung juga, yang depan bengkel sepeda. Ada juga warung nasi Patra, depan komp. Mutiara 2, jalan lintas Plg-Kayu Agung. Kedua warung ini rasanya Minang banget, mengobati rasa rindu denai jo kampuang 🙂

Pempek

Namanya lupa tapi tempatnya sebelah PLN depan terminal Indralaya. Pas depan puskesmas Indralaya. Tempatnya kecil banget, tapi ramainyaaaaa. Ampun deh gue. Awalnya gue kira Cuma jual tekwan dan model, hingga diajak teman kesana. Ternyata pempek didalamnya melimpah banget, mungkin bisa saingan dengan pempek Candy dan Pak Raden kalo di Palembang.

Bakso

Kalo yang terenak di Layo masih si Gajah Mungkur sih menurut gue. Bakso dan rasanyo nampol di lidah gue. Bakso Gajah Mungkur di timbangan, di depan bengkel Suzuki, sebelah Indomaret.

Oiya, ada juga bakso yang isinya cabe ijo. Tau gak dimana? Di bakso Jontor depan Buana. Awalnya apa sih yang menjadi ciri khas bakso ini, ternyata isi baksonya sekumpulan cabe ijo. Ajibb.pedesss banget dah!

Es Campur

Kalo es campur masih megang yang ada di Bakso Dugem deh. Tiap buka puasa ataupun ingin nge-es campur kami se-genk sering nongkrong ke sana. Meskipun ada bakso, tapi kami lebih milih es campurnya bae, hehe.

Ayam Bakar

Yang lumayan enak ada di depan masjid Muhajirin, tempat ini dulunya juga buka cabang di timbangan, dekat Tugu tapi udah digusur. Jadi cuman 1 doank sekarang. Ada soto ayam juga disini. Serta menu lainnya. Lumayan lengkap lah, kalo harga sesuai kantong mahasiswa juga.

Pindang Patin

Kalo nge-pindang yang segernya di komp. Persada. Lokasinya dekat mesjid depan rental computer. Disini juga warung nasi komplit, tapi yang menjadi plusnya ada juga pindang, tempoyak, dan pepes. Seger deh kuahnya. Pindangnya juga murah, cuman 7rebo. Sedep gak tu. Postingan gue yang tentang nge-pindang pertama kali ya disini lah tempatnya.

Nasi goreng ce-es

Kalo nasi goreng, kwitiau goreng, bihun goreng, sate Madura, dan lain lain yang lumayan lengkap di sebelah mesjid Muhajirin. Nama tempatnya Sate Madura. Komplit deh disini. Kalo udah bosan dengan nasi putih, bisa dicoba sekali-sekali. Kalo harganya emang agak berat sih, paling murah 10ribu buat nasgor standar, tapi enak kok. Gak kecewa deh.

Oiya, ada juga nasi goreng yang mengingatkan dengan nasi goreng mami gue di rumah. Tepatnya di gg.Buntu. Orang-orang  nyebutnya warung Medan. Sebab yang punya warung ini orang tapanuli selatan. Disini nasgornya nampol deh, gurih dan enak. Nasi gorengnya plus kacang tanah goreng. Porsinya juga banyak, harganya pun murah. Cukup 7rebo doank. Mahasiswa banget dah!

Sekelas restoran

Kalo yang udah punya nama gitu sih ada RM. Sederhana, RM. Pagi Sore, dan RM. Tiga Saudara.

Fastfood

Yang baru buka ada Jumbo Fried Chicken di Indralaya Trade Center (ITC). Baru bukan nian yang ini, jadi belum sempat mampir. Trus ada CFC (California Fried Chicken) yang lagi tahap renovasi ruko,lokasinya ada di komplek ruko TPI, di seberang pom bensin.

Kayaknya fastfood udah merambah ke Indralaya. Apakah ini sebuah keuntungan atau kerugian? Lihat saja nanti. Sepertinya bakal berjamuran fastfood yang bakal buka cabang di Indralaya. Semoga tidak menggilas makanan lokal dan tidak membuat kanker (kantong kering), hehe.

Itu mungkin beberapa kuliner yang udah gue rasain kelezatannya, kalo ada yang belum disebutkan, silahkan di comment yaaa. Jadi ntar gue bisa ke TKP buat nyicip kuliner disana. Terus lestarikan kuliner Indonesia #yeah! #KulinerUnsri #anakLayo #aLay

Revolusi Pendidikan


Oleh : Sholah Hasim ~ Penulis adalah kolumnis hidayatullah.com.

***

“Didiklah anakmu dengan sungguh-sungguh, karena ia akan hidup di sebuah masa  selain zamanmu”, demikian kutipan Ali bin Abi Thalib. Kita bersyukur, berbagai intitusi pendidikan formal bermunculan di mana-mana baik yang bercorak konvensional ataupun yang terpadu, bak jamur di musim hujan di tanah air kita. Yang dikelola oleh pemerintah maupun pihak swasta.

Secara kuantitas, input dan lulusan pendidikan sejak Taman Kanan-kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) semakin bertambah. Tetapi, jika kita mencoba melihat ke dalam secara jujur dan obyektif kita mengakui, dan mencoba memberikan catatan ringan, sesungguhnya lembaga pendidikan yang ada tidak menggambarkan, mewakili dan mewujudkan idealisme pendirian sebuah lembaga pendidikan itu sendiri.

Pendidikan yang tidak melahirkan ilmuan yang memiliki kepribadian yang pemimpin. Dan pemimpin yang ‘alim (Al ‘Alimuz Za’im waz Za’imul ‘Alim). Yang bermanfaat ilmunya, baik untuk dirinya dan orang lain, ilmu nafi’ (ilmu yang membela pemiliknya di akhirat). Bukan kepandaiannya digunakan untuk memanipulasi angka-angka, menyalahgunakan wewenang. Ilmu yang menjadi penggugat pemiliknya di Mahkamah Ilahi, ilmun la yanfa’ (ilmu yang tidak bermanfaat). Sebagaimana doa yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam di atas.

Faktanya, pendidikan kita telah gagal melahirkan manusia yang berkarakter. Cenderung memperlakukan anak didik bagaikan robot. Bukan manusia, yang di dalamnya ada perasaan. Pendidikan yang kurang humanis. Tampilan manusia sipil yang berwatak militer, manusia cerdas yang miskin moralitas, manusia modern yang berwatak primitif, manusia yang sehat secara pisik tetapi sakit ruhaninya, manusia yang tinggi ilmunya tetapi terpuruk budi pekertinya, manusia yang tinggi kedudukannya tetapi berjiwa kerdil, fenomena diatas adalah produk/out put/lulusan pendidikan yang ada.

Sekolah yang didirikan bukan untuk meningkatkan derajat dan kualitas kehidupan anak didik, tetapi menambah income. Sekolah yang berbasis bisnis. Anak didik dimasukkan sekolah agar kelak mendapat pekerjaan yang layak, posisi yang bergengsi.

Revolusi Pendidikan

Hasil survey yang dilakukan oleh INSISTS, mahasiswa di PT kuliah tidak ingin membangun tradisi ilmu, tetapi kelak supaya mudah melamar pekerjaan. Ada sebuah ungkapan, SDIT identik dengan “Sekolah Dasar Iuran Terus”. Sekalipun statemen tersebut sulit dicari rujukan ilmiahnya, tetapi subtansi kebenarannya tidak mudah dipatahkan.

Sekolah memperlakukan anak didik hanya sebagai harddisk yang siap dimasuki informasi apa saja, tetapi tanpa program untuk mengolahnya, meminjam istilah penulis buku-buku parenting Fauzil Adhim.

Setiap hari mereka hanya belajar menyimpan informasi rapat-rapat ke dalam otak, dan mengingat kembali saat ulangan.

Dengan akselerasi media cetak dan elektronik, merupakan media pembelajaran untuk mengelola berbagai informasi. Tetapi, mereka tidak diajari bagaimana mensterilkannya dari sesuatu yang mengotorinya. Mereka trampil menggali informasi, tetapi tidak pandai memfilternya (menyaring), – memilah-milah – selektif dalam menyerapnya. Banyak penerbitan koran yang muncul, isinya hanya identik dengan “rongsokan”. Masyarakat sulit menerima informasi yang berimbang dan bermutu. Isi berita tidak mendidik, misalnya kritik yang bersifat konstruktif, obral doa. Tetapi bermuatan obral gosip (memakan bangkai).

Reduksi Pendidikan Agama

Pendidikan agama hanya sebagai suplemen pendidikan formal. Agama diceraikan dari kehidupan sosial. Tidak dilibatkan dalam mengelola kehidupan nyata. Disamping alokasi waktu yang sedikit, itu pun menggunakan pendekatan kognitif. Jadi, pendidikan agama nyaris tidak ada. Absen dari kehidupan anak didik. Agama hanya kumpulan pengetahuan. Sehingga lulusan ushuluddin menjadi manusia “ucul-uddin (ucul/lepas agamanya), ketika dirayu dengan harta, tahta dan wanita.

Agama dilepaskan ketika disuguhi kursi, nasi dan komisi. Bukankah di Departemen Agama, Departemen Pendidikan, Departemen Kesehatan, sebagai sarang korupsi insan berdasi (hasil penelitian ICW). Agama hanya sebagai isi otak, bukan sebagai tata acuan dan tata kelola kehidupan (minhajul hayah).

Batasan pendidikan agama di sekolah dipahami pelajaran menghafal dengan materi agama, dan dalam partisi otak, diberi nama pendidikan atau pelajaran agama. Ini sangat berakibat fatal terhadap perkembangan religiusitas lebih khusus lagi spiritualitas peserta didik. Gara-gara penanaman pelajaran menghafal sebagai pendidikan agama, peserta didik mengalami dereligiusisasi dan despiritualisasi yang menyedihkan.

Padahal agama adalah nasihat, untuk Allah, Rasul-Nya, Pemimpin dan masyarakat awam. Mereka semua sejatinya tunduk dibawah komando yang memberi nasihat (agama) agar selamat. Jika hidup tidak dikontrol oleh agama, orang kecil menjadi makanan pembesar, orang bodoh menjadi ajang kesewenang-wenangan orang pintar. Orang lemah menjadi makanan orang kuat. Orang miskin menjadi mangsa the have. Mereka yang kuat, pemodal dan yang menggenggam kekuasaan menjadi makanan empuk syetan. Demikianlah kelakar seorang tokoh ketika meresmikan IAIN Walisongo Semarang. Sekalipun disampaikan secara humoris, tetap memiliki kedalaman makna.

Model pendidikan yang mereduksi agama hanya menjadi seperti pelajaran IPA, Bahasa Indonesia, Matematika, atau bahkan lebih rendah dari itu, membuat potensi ruhiyah peserta didik tumpul dan mati. Bertambah jam pelajaran agama tidak membangkitkan kekuatan maknawiyyah (spirit moral) mereka. Sebaliknya, justru bisa rentan masalah. Mereka kehilangan kepercayaan pada agama, sekalipun mereka tetap memeluk agama. Agama hanya sebagai simbol. Hari ini, itulah yang sedang terjadi. Anak-anak kita banyak mengalami kelelahan batin dan disorientasi kehidupan.

Reduksi agama ini tidak boleh diteruskan. Kekuatan ruhiyah peserta didik harus ditumbuhkan dan dikuatkan, sehingga menjadi penggerak hidup yang sempurna. Pembangkit stamina lahir dan batin. Agama menggali potensi manusia untuk berinteraksi dengan metapisik, membangkitkan idealisme, mensucikan maksud dan tujuan, menguatkan azam (tekat) untuk bergerak menuju ke arah yang lebih baik, dan menghadirkan makna, nikmat (kepuasan batin) atas setiap tindakan yang dikerjakannya.

Kita teringat seorang ulama yang buta -Direktur Madrasah Ar Rasyad– sedang menguji hafalan Hadits Arbain Hasan Al Banna yang tersendat-sendat. Beliau langsung memberi motivasi yang terkesan dalam hati murid kesayangannya itu. Asri’ Ya Gharatallah! (wahai kuda-kuda Allah percepatlah larimu).

Setelah keluar dari kelas ucapan gurunya yang cacat pisik itu, tetapi karakternya kuat, berkesan di hatinya. Kata-kata ustadznya dipraktekkan dengan kawan-kawannya untuk lomba lari. Wahai kuda-kuda Allah, percepatlah larimu! Ucapan yang langsung direspon dan dijadikan acuan kehidupan.

Kita pula diingatkan dengan Lorraine Monroe. Ketika ia harus menangani sebuah SMA dengan latar belakang siswa yang sebagian besar berantakan, -broken home- (keluarga bermasalah), dan hidup dengan logika kekerasan. Ada dua hal yang menjadi program prioritas.

Pertama, membangkitkan high level of expectation (tingkat harapan yang tinggi). Mereka dimotivasi untuk memiliki target-target, tujuan dan cita-cita besar. Kedua, meletakkan landasan berupa keyakinan (belief) yang kuat sebagai penggerak untuk melakukan dan mencapai yang terbaik (the spirit of excellence).

Proses untuk membangkitkan kekuatan ruhiyah berupa keyakinan yang kuat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, serta kesadaran akan kasih sayang dan kekuasaan-Nya harus mencakup semua aspek.

Kedua, sudah saatnya pendidikan dirancang untuk secara seimbang memberi sentuhan yang menggerakkan aspek kognitif, afektif, psikomotorik, dan spiritual anak. Berbagai potensi tersbut tidak bisa/tidak boleh dipisah-pisahkan. Harus utuh, dan ditangani secara  holistik. Pendidikan yang hanya menyentuh salah satu aspek saja, akan lemah dan rapuh. Jiwanya retak-retak, terbelah (split personality). Boleh jadi tampaknya kuat, tetapi tidak memiliki landasan psikis yang kuat.

Hari ini kita menyaksikan bagaimana anak-anak sejak kecil dibiasakan dengan aktifitas keislaman berubah secara drastis (180 derajat) begitu mereka bersentuhan dengan lingkungan sosial, komunitas yang berbeda atau wacana yang lain dipersepsikan batil/salah. Akhirnya merasa paling benar sekalipun jauh dari kebenaran.

Hari ini kita juga menyaksikan bagaimana anak-anak yang hanya diaktifkan kompetensi kognitifnya yang paling rendah berupa menghafal, tetapi bobrok kepercayaan dirinya. Tidak teguh dalam memegang prinsip (landasan berpikir dan bertindak). Tidak memiliki keberanian berkorban dan mengambil resiko.

Hari ini banyak orang pintar,  ilmunya menjulang ke langit (sundhul langit, Bhs Jawa), tetapi betapa parah dan memprihatinkan mutu akhlaknya. Semakin memuncak karir yang dirintis tidak semakin takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Bukankah kasus KKN, simbol penyakit moral, yang menggurita di negeri ini dilakukan oleh orang yang berpendidikan sarjana. Bukan dari kalangan masyarakat awam.

“Barangsiapa yang bertambah ilmunya tapi tidak bertambah hidayahnya, maka dia tidak bertambah dekat kepada Allah melainkan bertambah jauh.” (al-Hadits).

Mereka menyerap pelajaran umum, pelajaran agama, tetapi tidak disertai dengan penghayatan dan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam skala individu, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Agama hanya sebatas sebagai makanan logika, konsumsi otak. Sehingga kaya dengan serimonial keagamaan tetapi miskin aplikasi. Agama hanya sebagai simbol, kehilangan spirit.

Akibatnya, wawasan mereka luas dan banyak. Tetapi, hanya sebagai mantra, bukan resep untuk mengurai kerumitan kehidupan. Hampir-hampir tidak ada yang diingat ketika mereka menghadapi masalah.  Yang dipelajari tidak bisa menjadi acuan dalam mengatasi problem yang dihadapinya. Idealismenya melangit, tidak bisa dibumikan.

Rahibun fillail, Fursanun Finnahari

Sebabnya, proses pendidikannya salah. Input yang berbobot pun melahirkan out put yang tidak berkualitas. Perlakuan yang mereka terima di sekolah/universitas, hanya mencerdaskan otak, kemampuan manusia yang paling rendah (kognitif). Tidak peduli – dengan rasa dan karsa serta sikap mental -.

Berbagai upaya untuk melakukan revousi pendidikan mendesak dilakukan. Usaha yang terencana – yang mengaktifkan secara stimulan dan simultan berbagai potensi manusia, akliyah, ruhiyah dan jasadiyah – . Memadukan energi ijtihad, jihad dan mujahadah, perlu dilakukan sekarang juga. Sehingga mereka malam hari bagaikan pendeta, siang hari bagaikan panglima (rahibun fillail, fursanun finnahari).

Karenanya, proses pematangan konsep dan penerapan pendidikan yang holistik harus dipikirkan semua komponen bangsa sejak saat ini, sehingga cita-cita kita terwujudnya pendidikan integral, kurikulum berbasis tauhid tidak hanya berupa bayang-bayang.

***

Sumber tulisan : http://www.undergroundtauhid.com/pendidikan-yang-lahirkan-rahib-di-malam-hari-panglima-di-siang-hari/

Sumber gambar : Blog.unsri.ac.id

Kisah ‘Habibie’ Indonesia !!


Ini Dia Buka-bukaan Lengkap Pembuat Tucuxi Soal Kecelakaan Dahlan Iskan

***

Jakarta – Setelah insiden tabrakan, pencipta Tucuxi Danet Suryatama, menjadi sosok yang pendiam. Danet saat itu tidak bersedia untuk memberikan konfirmasi soal kecelakaan.

Kini seminggu setelah insiden tabrakan Tucuxi yang dikendarai Dahlan, Danet membeberkan soal fitur-fitur mobilnya yang dianggap Dahlan kurang sempurna di turunan karena tidak memiliki girboks.

Berikut penjelasan lengkap Danet Suryatama yang diterima detikcom, Sabtu (12/1/2013) malam.

Kami dari Tim ElektrikCar ingin memberikan penerangan terhadap beberapa berita yang beredar di TV, surat kabar, maupun media online mengenai Tucuxi.

Tidak benar bahwasanya pengereman Tucuxi hanya dapat dilakukan dengan menggunakan rem (tanpa menggunakan mesin) seperti dinyatakan oleh Pak Dahlan. Mobil Tucuxi diperlengkapi dengan motor controller yang mampu melakukan pengereman mesin/motor atau menghasilkan regenerative braking (pengereman regenerative).

Ada beberapa cara melakukan pengereman regenerative pada Tucuxi, yaitu mengangkat kaki dari pedal gas untuk memperlambat kendaraan dan/atau ganti driving selection. Dengan pengereman regenerative, mesin/motor akan memperlambat kecepatan putarnya untuk berfungsi sebagai generator mengisi ulang baterai.

Tucuxi adalah mobil yang di desain tanpa menggunakan gear box (atau multi gear transmission system). Tucuxi didesain menggunakan single speed reduction gear (satu gigi penurun kecepatan) sebagai transmisinya. Transmisi satu gigi ini dipergunakan karena motor listrik (AC atau DC) mempunyai range yang lebar untuk putaran motornya (wide range rpm). Tucuxi mempunyai efisiensi tinggi pada motornya serta mampu memperoleh torsi maksimum pada saat awal kendaraan melaju. Penggunaan single speed reduction gear pada kendaraan listrik banyak dilakukan oleh berbagai kendaraan listrik dunia termasuk Tesla Roadster, Ariel Atom Wrightspeed X1, Ford Focus Electric, Mitsubishi I-MiEV, Nissan Leaf EV dan masih banyak lagi.

Setiap konsumen pembeli/pengguna mobil listrik seyogyanya menjalani training yang cukup untuk mengoperasikan kendaraan listrik diberbagai medan jalan. Meski Tucuxi sudah dilengkapi dengan high performance brake modules di depan dan belakang yang kompeten dari Wildwood Engineering Inc., USA, melakukan pengereman dengan hanya rem kaki, apalagi dengan menginjak rem secara keras dan terus-menerus, ketika menuruni pegunungan adalah tindakan fatal. Hasil yang sama – yaitu terbakarnya rem yang mengakibatkan kehilangan daya cengkeram (brake fading) – akan dialami oleh kendaraan lain bila pengereman secara keras dan terus-menerus dilakukan. Seharusnya, pengereman dengan mesin dilakukan dengan mengikutkan penggunaan rem kaki dan tangan secara proporsional.

Keinginan menggebu untuk menyingkirkan kami secara cepat (21 Desember 2012 malam) dan langsung digantikan oleh Ricky Elson (pihak pak Dahlan) dan Kupu-kupu Malam mengakibatkan tidak adanya kesempatan bagi kami memberikan training ke calon pengendara (dalam hal ini pak Dahlan) untuk lebih mengenali Tucuxi.

Mobil listrik Tucuxi adalah sebuah prototype kendaraan pertama yang harus menjalani uji coba dahulu secara masak sebelum dipergunakan kemana-mana dan di arena yang sulit. Tim kami sedang mengatur jadwal uji kendaraan sewaktu kami dilarang memelihara Tucuxi. Banyak rencana yang ingin kami wujudkan dengan Tucuxi; proper uji coba, sertifikasi, proper serah terima, training bagi pengendara, formal launching layaknya produksi mobil, dsb. Semua rencana itu punah dengan disingkirkannya kami.

Semoga dengan adanya kecelakaan ini tidak menghapus kenyataan adanya pembongkaran oleh pihak Kupu-kupu Malam dan pihak pak Dahlan. Untuk itu kami kirim lagi beberapa foto bukti pembongkaran yang tidak hanya terjadi pada system rem Tucuxi. Kupu Kupu Malam adalah pengrajin karoseri lokal yang kami ajak untuk bekerja sama (ada perjanjian tertulis). Kupu Kupu Malam dipimpin dan dipunyai oleh Rudi Purnomo, yang notebene pegawai Waskita Karya (WK), kontraktor nasional dibawah Kementerian BUMN, yang dalam hal ini banyak hari2 kerjanya juga dipakai untuk mengurus dan mencari spare-parts kemana-mana (tidak hanya hari Sabtu-Minggu saja). Tidak ada core engineer (automotive engineer) atau bahkan seorang insinyur-pun didalam Kupu-kupu Malam. Kami sangat mengkhawatirkan kompetensi Kupu-kupu Malam ketika tim pak Dahlan Iskan (c.q. pak Amik yang keponakan pak Dahlan dan Ricky Elson sebagai lead engineernya) menyerahkan pembongkaran tersebut pada mereka dengan dalih penyempurnaan. Pada saat itu, saya dan tim masih standby di Jakarta menunggu untuk melakukan penyempurnaan/pemeliharaan yang ternyata dengan diam-diam mobil sudah dibawa ke Jogja dibawah pimpinan pak Amik. Kami dibodohi dan dibohongi ketika menunggu di Jakarta.

Kami masih sangat menyesalkan pembongkaran kendaraan yang dilakukan oleh tim pak Dahlan Iskan (dikepalai oleh pak Amik/keponakan pak Dahlan) dan Kupu-Kupu Malam tanpa sepengetahuan kami. Pembongkaran ini juga mengakibatkan berubahnya banyak system kendaraan mulai dari rem, dua airbag (pengemudi dan penumpang), power steering, battery system dan battery monitoring system serta lainnya. Sama seperti press release kami yang lalu, foto-foto pembongkaran (dibawah) ini kami ambil pada hari Sabtu 29 Desember 2012 pada saat pengambilan peralatan kami di Kupu-kupu Malam.

Satu hal yang tidak mampu diubah oleh “tim bongkar” tersebut adalah structural system dari Tucuxi. Alhamdulillah, struktur kendaraan berfungsi seperti yang kami desain. Kendaraan Tucuxi mempunyai sistem struktur yang terdiri dari crush zone (zona ringsek) dan safe zone (zona aman). Crush zone berfungsi menyerap energi kinetik tabrakan dengan menjadi ringsek saat menyalurkan energi tabrakan kestruktur lain. Safe zone sebaliknya berfungsi secara rigid/kaku menahan segala gaya/tegangan dari tabrakan tersebut. Pada Tucuxi, bodi mobil yang terbuat dari serat karbon (Aramid Carbon Fiber) dan sebagian struktur baja berfungsi menjadi ringsek. Demikian pula, atap kendaraan yang terbuat dari kaca menjadi pecah berkeping-keping untuk melindungi penumpang dari terhimpit atap. Sebaliknya, struktur space frame Tucuxi yang terbuat dari high-strength stainless steel (baja stainless berkekuatan tinggi) mampu melindungi penumpang serta baterai dari himpitan kendaraan. Kami mendesain sistem struktur Tucuxi sesuai dengan persyaratan tabrakan AS (NHTSA) dan Eropa (Euro-NCAP). Bandingkan kecelakaan mobil istrik ini dengan yang dialami oleh mobil listrik Cina BYD e6 dan Chevrolet Volt AS yang terbakar baterainya ketika tabrakan.

Kami prihatin sekali menyaksikan nasib dan bentuk Tucuxi saat ini. Selama pembuatan Tucuxi, saya pernah tertidur didalamnya karena kecapekan, serta makan dan sholat didekatnya. Niatan saya adalah ingin membantu pengembangan mobil listrik di Indonesia dengan teknologi yang tidak ketinggalan dari negara maju lainnya. Memang tak semua parts dari Tucuxi adalah parts yang canggih, akan tetapi integrasi berbagai parts tersebut kedalam suatu mobil Alhamdulillah menghasilkan mobil yang cukup handal dan mampu melindungi penumpang dan baterai ketika tabrakan serta menghasilkan mobil listrik yang mampu berlari kencang.

Tujuan pengembangan mobil mahal dan handal ini adalah untuk menunjukkan kepada publik bahwa kita (bangsa Indonesia) mampu melakukan rekayasa teknologi yang sulit dan kompleks sebelum nantinya membangun mobil listrik yang lebih terjangkau bagi masyarakat atau transportasi publik.
Dana sebesar Rp. 2,89 milyar yang dikeluarkan selama pembuatan kendaraan ini kami pergunakan untuk pembelian peralatan, parts, pembayaran supplier (mayoritas pembayaran pada Kupu-Kupu Malam dengan memberikan 20% profit margin sesuai dengan permintaan mereka), biaya operasional dan biaya masuk pabean.

Saya ikhlas selama mengerjakan proyek Tucuxi ini tanpa mengambil gaji/keuntungan dan harus melepaskan karir/gaji di AS. Saya rela melakukannya karena inilah janji saya ketika pulang ke Indonesia (setelah kedua kalinya) untuk membawa teknologi yang saya ketahui bagi kepentingan masyarakat dan kemajuan Indonesia.

Inilah cerita sedih mobil listrik Tucuxi; penciptanya disingkirkan setelah mobil jadi, teknologinya dibongkar, mobilnya hancur luarnya. Karena luarnya hancur maka dalamnya makin bisa lebih mudah “dipelajari” dengan terperinci oleh “tim bongkar” diatas.

Tidak ada niatan dari kami untuk mencari sensasi di media seperti yang telah dituduhkan. Kami selalu bekerja dengan diam dan dibelakang layar. Kami berbicara ke media setelah e-mail pertanyaan dan permintaan penjelasan kami kepada Pak Dahlan tidak berbalas (sampai saat ini).

Demikian pernyataan ini dan yang dapat diingat adalah: Who killed Tucuxi? Siapa menggagalkan mimpi anak2 Habibie?

Hormat saya,
Dr. Danet Suryatama
Ir. Ninien Wahyu Lestari, MBA.

***

sumber : http://news.detik.com/read/2013/01/13/045805/2140575/10/?utm-source=topshare

Merubah Mindset


Kultwit “Merubah Mindset Frame Dakwah” by Nugroho Adinegoro | @kang_nugo

 

  1. Terkadang merubah frame perjuangan dawah itu membenturkan garis haroki dgn garis ukhuwah islamiyah yg hrsnya tertali.. #frame

 

  1. Apakah ada sebuah negara yg telah menerapkan sistem ekonomi, peradilan, politik yg sdh mencapai tingkat yg meyakinkan?

 

  1. Apakah pengagungan sistem kita baik politik, ekonomi Islam, dll sdh mencapai tgkt yg menjanjikan saat ini?

 

  1. Pertanyaan sederhana memang. Tetepi itulah “lubang besar” yang menganga ketika kita mengkomunikasikan Islam pd masyarakat.

 

  1. Kita menjelaskan keunggulan ideologi, konsep khilafah, dari starting point yg abstrak, smntara masy.mngharapkan contoh aplikasi yg nyata.

 

  1. Kita bangga akan keunggulan di dunia maya spiritual, masyarakat justru terpesona kepada yg unggul didunia empiris.

 

  1. Sadarkah, kita ketika kita menjelaskan kehebatan Islam dimasa lalu, masyarakat menyaksikan keterpurukan kita saat ini.

 

  1. Ketika kita berupaya menjelaskan kebenaran Islam, masyarakat justru menantikan kehebatan kaum Muslimin dlm berperan.

 

  1. Sementara kita menjelaskan teori, mereka kompetitor kita memahami teori lebih baik melalui contoh kasus.

 

  1. Mari pahami cermin realitas, kebanyakan org belajar scara visual, tp kita penggerak dakwah berkomunikasi secara abstrak ttg Islam.

 

  1. Itu hanya cth sederhana, tapi menjelaskan mengapa gerakan dakwah belum mampu membus pusaran logika massa,penetrasi jaringan pemikiran, sospol..

 

  1. Sudah seharusnya gerakan dakwah mampu mengubah, memobilisasi dan mengendalikan massa.

 

  1. Ditingkat opini publik, Islam dan gerakan dakwah dgn mudah diisolasi tanpa pembelaan spontanitas dr masyarakat.

 

  1. Masyarakat jg sptnya saat ini blm begitu percaya dgn kemampuan gerakan dakwah beserta para pemimpinnya mengelola negara.

 

  1. Potensi2 keunggulan kader islam memimpin negeri tak diragukan, banyak kader Islam yg unggul dan mampu mengelola system. tapi msh sgt kecil.

 

  1. Scara kseluruhan, Islam & gerakan dakwah belum memegang peranan kunci dlm pembentukan kesadaran publik. perlu kerja extra.

 

  1. Padahal pembentukan kesadaran publik trhdp Islam adlh kondisi pendahuluan yg mutlak dlm perjalanan menuju kekuasaan.

 

  1. Rendahnya tgkt penerimaan publik dan kapasitas serta citra kita, sbenarnya adalah realitas yg berakar pd cara kita berpikir.

 

  1. Pikiran adalah cermin besar yang memantulkan potret realitas kita secara apa adanya.

 

  1. Pikiran adlh ruang kemungkinan (space of possibility) dan realitas adlh ruang tindakan yg telah jd nyata (space of action).

 

  1. Seluruh realitas kita hanya bergerak pada ruang kemungkinan itu. Makin bsr ruang kemungkinannuya, makin besar ruang realitasnya

 

  1. Maka, realitas kita hari ini, sesungguhnya merupakan buah dari benih pikiran kita yang telah kita tanam bertahun2 yang lalu.

 

  1. Mencermati konflik dgn penguasa yg mewarnai gerakan dakwah, realitas berakar dr kumpulan persepsi harokah ttg penguasa sbg kumpulan thagut.

 

  1. Begitu persepsi ‘thagut’ ini menguasai pikiran harokah, sense of war lgsg menyalakan alarm perang ketika berhadapan dgn penguasa.

 

  1. Misalnya lagi, fenomena ekslusifnya aktifis dakwah. Fenomena ini berakar dr persepsi bhwa masyarakat kita hidup dlm kubangan jahiliyah modern.

 

  1. Begitu seseorang melekatkan diri sbg aktivis dakwah, sgera saja ia merasakan superioritas spiritual & moral, & menemukan tembok pemisah.

 

  1. Keterbatasan dana juga bagian dari ironi besar yang membatasi ruang gerak dakwah kita.

 

  1. Pikiran kita selalu terfokus pd bgmn menyiasati keterbatasn dana, bukan bgmn menciptakan kelimpahan.

 

  1. Jika #frame keterbatasan slalu menghiasi kehidupan dakwah kita, maka selamanya keterbatasan akan menjadi realitas kita.

 

  1. Maka kita perlu sepakat, bahwa tindakan kita muncul sbg buah dari benih2 pikiran kita.

 

  1. Jadi pikiran adlh pusat kekuatan yang mengendalikan tindakan2 dan menciptakan realitas2 kita. Dakwah jg begitu.

 

  1. Sudah saatnya gerakan dakwah memikirkan kembali caranya berpikir, memikirkan kembali apa yg slama ini dipikirkan.

 

  1. Generasi pertama pemikir dakwah spt Hasan Al Banna, Sayyid Qutb memfokuskan pd pembangunan ideologi..

 

  1. Generasi kedua spt Syeikh Yusuf Qardhawian Fathi Yakan dll memfokuskan perhatian membangun kerangka pemikiran pergerakan.

 

  1. Ketika gerakan dakwah masuk di era keterbukaan, bermain di domain publik, persoalan terbesar adalah sumber daya.

 

  1. Ini persoalan yang dihadapi hampir diseluruh gerakan Islam di dunia. Yang perlahan menunjukkan diri dr eksistensi pembelajaran.

 

  1. Dgn menggunakan cermin realitas, persoalan sumberdaya muncul krn pusat perhatian kita belum bergeser ke tema bsr generasi ke1 ke gnerasi ke-2.

 

  1. Kita mungkin masih fokus bicara ideologi, blm sumberdaya. Kita msh bcara sistem pemerintahan Islam, Khilafah, dsb. Tp tak bicara kompetensi umat.

 

  1. Kita bicara sistem Islam is solution, belum bicara agenda aksi penyelesaian persoalan bangsa.

 

  1. Kita masih bicara kegagalan musuh dan belum bicara kesuksesan2 kita secara keseluruhan.

 

  1. Dakwah Kita masih bicara ghawzul fikri dan belum bicara strategi kebudayaan.

 

  1. Dakwah kita masih bicara konspirasi asing dan belum memikirkan sistem pertahanan dakwah.

 

  1. Kita masih bicara ikhtilaf belum bicara management organisasi yang kokoh.

 

  1. Dakwah kita masih bicara kterbatasan dana, belum bicara cara menciptakan kelimpahan dana.

 

  1. Dan dakwah kita masih bicara apa yg kita inginkan dan belum bicara sumber daya yang diperlukan dlm mencapainya.

 

  1. Selama pusat perhatian kita belum bergeser ke masalah penciptaan sumberdaya berkualitas, maka slama itu dakwah akan mengalami kemunduran.

 

  1. Ini hanya konsekuensi antara ketidakseimbangan, beban dan daya pikul. tampak tua & lelah, tertatih2 memikul beban obsesi khilafah yg terasa jauh.

 

  1. Kita patut bersyukur para pendiri ideologi dakwah telah meletakkan ideologi yang kokoh bagi umat.

 

  1. Mereka telah merampungkan tugas mereka dgn sempurna sbg batu tapal kokoh kebangkitan umat.

 

  1. Para pemikir pergerakan, juga telah membangun kerangka pemikiran gerakan bg pertumbuhan gerakan dakwah menuju kematangan.

 

  1. Generasi ke dua spt Yusuf Qardhawi, Fathi Yakan jg telah menjalankan tugas dgn sempurna membangun kerangka pemikiran dan pertumbuhan.

 

  1. Nah, skrg tugas kita sbg generasi ketiga dakwah untuk membawa bendera, menunaikan tugas sejarah mereka. Generasi pencipta sumber daya.

 

  1. Biarlah ditangan kita kebenaran menjadi nyata, dibumi Allah kita menyatu dengan kekuatan membangun Islam.

 

  1. Sekian sarapan kultuit pagi ni. Mudah2n ghirah dakwah semakin memuncak, memberi harapan & masa depan cerah bagi umat khususnya Indonesia 🙂

 

SMS Gratis


Yang namanya mahasiswa, pengennya selalu yang murah. Bahkan yang gratisan kalo ada. Begitu juga dengan pemakaian sms. Bagi saya yang notabene mengaharuskan terus menerus tuk melakukan sms jarkom, suatu keniscayaan bagi saya sms murah, bahkan sms gratis kalo ada,hehe.

Begitu tau Keputusan Menkominfo mulai 1 Juni adanya biaya sms antar koneksi/provider, sehingga mau tak mau kenyamanan selama ini tuk bersms gratis ria pupus sudah. Memang masih ada kok sms gratis, tapi itu hanya sesama provider. Kalaupun ada sms gratis antar provider, maka akan dibatasi. Bagi saya ini merupakan kiamat kecil.hehe:)

Saya pun cari cara lain tuk mengakali ini. Diantaranya ganti provider, yang selama ini betah di provider yang udah 17 tahun di Indonesia, mau tak mau menyeberang sementara ke provider yang katanya Anti Galau. Perlu dicoba. Awalnya ketika membeli kartu perdananya, langsung terkesan. Cukup 2 sms doank (1sms@Rp 200), udah dapat 1000 sms gratis ke semua operator. Jadi dengan modal awal pulsa Rp 2.400, cukup tuk 6 hari. Luar biasaaa.

Ilustrasi [sumber:google.com]
Tapi ketika isi ulang pulsa selanjutnya. Saya kaget bukan kepalang. Malah galau seketika. Ternyata sms gratis tadi hanya di awal. Beriring berjalanya waktu, sms gratis kembali seperti semula, hanya sms sesama provider yang benar-benar gratis. Agak kecewa sedikit di hati. Mulai deh saya surfing. Telusuri web masing-masing provider tuk ngecek sms gratis mereka,hehe. Mayoritas sama semua, pembatasan sms gratis antar provider, hanya sms gratis sesama provider doank. Tapi disinilah kita harus teliti agar bisa memantapkan pilihan kepada provider mana yang kira-kira sms gratisnya yang oke. Saya akan sertakan linknya dibawah ini.

Kartu AS >> Kartu As Rp 0 – Telkomsel

Kartu SIMpati >> Promo simPATI – Telkomsel

Kartu XL >> XL Axiata > Prabayar > Tarif Murah XL

Kartu 3 >> Operator Selular | Mobile Broadband | Paket Broadband – 3 Indonesia

Kartu IM3 >> Indosat Integrated Portal – IM3 – IM3 Update – IM3 SERU Anti Galau di Palembang

Kartu AXIS >> Paket SMS Hemat – axisworld.co.id

 

Sekarang pilihan tuk menentukan provider ada di pilihan teman-teman pembaca sekalian. Semoga berguna dan sms gratissssnya berlanjut. ^_^

Morning Prayer


Iseng-iseng browsing ke youtube, nemu backsound sebuah video yang kuuuerrreennn aabiisss… Langsung deh gugling buat cari tu musik siape. Alhamdulillah dapet, check this outtt…

Judul lagunya >> Morning Prayer, yang nyanyiin Mas Hamza Robertson. Ini liriknya :

There is a reason why to Allah we pray
In the morning on every day
It’s a meeting and we must not be late
If we want to have peace we must obey and pray

CHORUS:
There is no better feeling
Than when we pray on time
And we know the rest of our days
Will work out just fine
So we must work hard and wake up before sunrise
So we can leave our homes with the blessings of Allah

Idha hafadhta ‘alal salah
Hayatuka tumla’ baraka
Idha hafadhta ‘alal salah
Tanal ridhaa’ Allah
If you maintained your prayers
Your life will be filled with blessings
If you prayed on time
Allah will be pleased with you

No excuses of why you cannot pray
Coz we need him on everyday
So don’t tell me just why you turned up late
If we want to have peace we must obey and pray

CHORUS

Idha hafadhta ‘alal salah
Hayatuka tumla’ baraka
Idha hafadhta ‘alal salah
Tanal ridhaa’ Allah
If you maintained your prayers
Your life will be filled with blessings
If you prayed on time
Allah will be pleased with you

Listen brother and sister it’s all been said before
You’re too tired now so you sleep some more
But when you wake up there’s an emptiness inside
If we want to have peace we must swallow our pride

Bridge:
I know my friend it’s not easy
But we must try believe me
And we will feel a difference
In our lives and Allah will give us strength

CHORUS

 

Sifat Manusia, dimanakah kita ??


Memasuki gelapnya malam hari ini, mencoba kembali memetakan kepribadian diri ini, mungkin 4 jenis dibawah ini bisa mewakili sifat-sifat manusia,  saya juga gak tahu apakah  deskripsi dibawah ini sudah melalui penelitian ilmiah yang panjang atau dinilai dari faktor lainnya, semoga sedikit deskripsi ini bisa membantu kita menemukan pola kepribadian kita. Kalo bagi saya sendiri, kepribadian saya terangkum dalam 4 sifat ini semua, mungkin yang lebih dominan yang menjadi sifat kita, wallahu’alam. Mau tau sifat kepribadian saya yang mana gak?? Kasih tau gakkk yaaa 🙂
Tipe Melankolis
Tipe Plegmatis

 

Tipe Sanguis

 

Tipe Kolaris

sumber : http://ferizkurniawan.com/pengetahuan/4-sifat-manusia-plegmatis-melankolis-sanguinis-koleris

Akhirnya sampai di ujung cerita, masih penasaran dengan sifat saya?? Bagusnya ketemuan langsung dengan saya, jadi sahabat-sahabat bisa menilai sendiri seperti apa saya ini 😀

#Old_File


Pemuda, pemudi, itukah aku? harapan umat, harapan bangsa serta negara, itukah yang ada pada diriku? dunia…kau memang “panggung sandiwara” dimana mau tak mau aku harus ambil bagian di dalamnya.

Aku lelah, aku letih, lesu dan 5 L lainnya sedang menyerang diriku. Perjalanan ini sungguh sangat-sangat panjang, seperti tiada ujung. Pundak ini terasa patah, tak kuat lagi memikul beban ini. Kadang terpikir untuk apa aku lakukan semua ini. Tanpa ini pun aku masih bisa bertahan, tanpa inipun aku masih tetap punya kawan, tanpa ini pun aku lebih leluasa, tanpa inipun masih banyak yang bisa aku kerjakan. Semua yang kulakukan serasa tak penting bagiku. Apalagi aku disini adalah mahasiswa, yang merantau dan jauh dari orangtua. Aku juga harus memikirkan kuliah, tugas-tugas menumpuk, kuis-kuis menanti, laporan yang tiap hari dikejar deadline, belum lagi ini-itu, tolong dibentuk panitianya ya, tolong acaranya segera dikonsep, tempatnya segera dipersiapkan, harus waktunya diluangkan buat syuro’ (rapat), semua membuatku capek, letih, lesu, dan semuanya berubah jadi satu, aku jenuuuuh. Allah ya Rabb, aku benar-benar lelah, aku capek dengan semua ini, aku ingin berhenti saja dari jalan ini, rasanya tak sanggup lagi aku berada di jalan ini.

Tapi, haruskah aku berhenti dari jalan yang telah mengajarkanku bahwa hidup ini bukan untuk diri sendiri, jalan yang mengajarkanku agar aku lebih bisa menghargai waktu, jalan yang mengajarkanku agar bisa lebih beruntung hidup di dunia ini, bukan malah merugi yang kebanyakan orang lakukan di luar sana. Dengan jalan ini pula aku lebih bisa dekat dengan Sang Pencipta, Allah Subhana Wa Ta’ala; sang Rasullullah, Nabi Muhammad SAW; serta agamaku sendiri, ISLAM yang mungkin selama ini aku terlalu jauh dengannya.

Tapi…aku kan manusia biasa, aku tak biasa melakukan semuanya, aku juga punya keterbatasan, aku juga bukan robot, aku juga bukan Superman atau hero-hero lainnya dalam komik yang tak pernah lelah, letih, dan lain sebagainya. Aku juga butuh istirahat bung.
Tapi…jika semuanya berfikiran seperti aku tadi. Mau dibawa kemana dunia ini ? dimana semua orang hanya berfikir untuk dirinya sendiri, individualis pun bertebaran dimana-mana. Lalu apa yang akan terjadi pada umat ini ?

Bukankah aku ini umat Rasullullah? bukankah aku yang nantinya akan mengharapkan syafaat dari beliau di hari akhir nanti? bukankah aku ini juga umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, yang mempunyai KEWAJIBAN menyeru yang ma`ruf dan mencegah yang mungkar. Jika seperti ini mana pengabdianku buat umat yang mana saat ini terjadi krisis moral dan sangat membutuhkan pertolongan.

Tapi…aku tetap saja manusia biasa yang mana imanku sering naik, sering pula turun, aku juga bisa tidak bersemangat, bahkan semangat itu hilang entah kemana. Aku ingin santai-santai saja, hidupku ya hidupku, gak ada istilah deadline-deadlinean, gak ada yang namanya syuro’. Aku juga punya tugas kuliah, kalau aku terlalu banyak ini-itu malah kuliah aku yang berantakan nantinya. Namun apa yang aku jalani sekarang ini bukannya AMANAH, yang kelak nantinya akan dipertanggung jawabkan, haruskah aku tinggalkan semua ini. Bukankah jika aku tidak bisa maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik? ASTAGHFIRULLAHAL’AZIM….

Apa yang telah aku pikirkan ini, jadi cuman ini yang bisa aku berikan pada umat, ampuni hambaMu inilah Allah, Ya Rabb,Ya Ghoffar.

Tidak…aku adalah orang-orang terpilih, aku dipercaya mengemban amanah ini. Aku juga punya tugas untuk menyampaikan kebaikan. Tidak sekali lagi. Tidak. DIAM ITU MEMATIKAN. Aku harus tetap bergerak, KEEP FORWARD. Masih banyak saudara-saudaraku yang harus menerima haknya. Dakwah ini harus tetap berjalan. ALLAH BERSAMAKU. Bukankah Allah telah berjanji, barangsiapa yang menolong agamaNya maka Allah akan menolong dirinya. Ya…janji ALLAH itu pasti..

Aku harus bergerak sekarang, karena aku tidak tahu 1 menit kedepan apakah aku masih di ijinkan Allah untuk bisa hidup di buma ini.ataukah nantinya akan meninggalakan nama. Aku harus berbenah diri. Aku ini HARAPAN UMAT. AKU INI GENERASI TERBAIK. Kalimat Allah harus selalu tegak di bumi ini.harus selalu mengalun di setiap desah nafas yang kita hirup. Aku harus melakukan perbaikan di tengah “kerusakan” ini. Aku harus bisa bermanfaat bagi orang lain dan umat ini…AKU YAKIN AKU PASTI BISA…

wallahualam bishowab….

*IRMA GA 2010

Dicari: aplikasi yang khas Indonesia


Wanted !!!

Padepokan Budi Rahardjo

Teknologi informasi (IT) sedang naik daun lagi. Banyak yang membuat perusahaan baru (startup) dengan basis layanan IT. Hanya saja sayangnya aplikasi yang ada hanya meniru-niru aplikasi yang sedang populer di Amerika. Padahal ada banyak aplikasi yang khas Indonesia. Maksud saya adalah aplikasi yang sesuai dengan kultur orang Indonesia. Saya akan coba bahas lebih jauh.

Akui saja bahwa bangsa kita bukan bangsa yang senang membaca. (Meskipun ini mungkin berubah.) Lihat saja di sekeliling kita. Di berbagai tempat di luar negeri, kalau orang berpergian maka yang dibawa salah satunya adalah buku. Di perjalanan mereka asyik membaca buku. Di dalam transportasi umum mereka membaca. Sementara di kita, orang cenderung ngobrol. Bukan berarti ngobrol lebih buruk daripada membaca lho. Beda. Itu saja. Sekali lagi, beda.

Dalam pertemuan-pertemuan di luar negeri, hampir selalu ada risalah pertemuan (minutes of meeting, MoM). Bahkan di kelompok organisasi kecil pun ada MoM ini. Di kita? Jarang ditemui kelompok…

View original post 273 more words

Dia mengajarimu untuk bersabar


Seorang kawan bertanya dengan nada mengeluh.

“Dimana keadilan ALLAH?”, Ujarnya. “Telah lama aku memohon dan meminta padaNya satu hal saja. Kuiringi semua itu dengan segala kataatan padaNya. Kujauhi segala larangannya. Kutegakkan yang wajib. Kutekuni yang sunnah. Kutebarkan shadaqah. Aku berdiri di waktu malam. Aku bersujud di kala dhuha. Aku baca KalamNya. Aku upayakan sepenuh kemampuan mengikuti jejak RasulNya. tapi hingga kini ALLAH belum mewujudkan harapanku itu. Sama sekali.”

Saya menatapnya iba. Lalu tertunduk sedih.

“Padahal,” lanjutnya sambil kini berkaca-kaca.”Ada teman lain yang aku tahu ibadahnya berantakan. Wajib nya tak utuh. Sunnahnya tak tersentuh. Akhlaknya kacau. Otaknya kotor. Bicaranya bocor. tapi begitu dia berkata bahwa dia menginginkan sesuatu, hari berikutnya segalanya telah tersaji. Semua yang dia minta didapatkan. Dimana keadilan ALLAH?”

Rasanya saya punya banyak kata-kata untuk manghakiminya. Saya bisa saja mengatakan “Kamu sombong. Kamu bangga diri dengan ibadahmu. Kamu menganggap hina orang lain. Kamu tertipu oleh kebaikanmu sebagaimana iblis telah terlena! Jangan heran kalau doamu tidak diijabah. Kesombonganmu telah menghapus segala kebaikan. Nilai dirimu hanya anai-anai beterbangan. Mungkin kawan yang kau rendahkan jauh lebih tinggi kedudukannya di sisi ALLAH karena dia merahasiakan amal shalihnya!”

Saya bisa mngucapkan itu semua. Atau banyak kalimat kebenaran lainnya.

Tapi saya sadar. ini ujian dalam dekapan ukhuwah. maka saya memilih sudut pandang lain yang saya harap lebih bermakna baginya daripada sekedar terinsyafkan tapi sekaligus terluka. Saya khawatir, luka akan bertahan jauh lebih lama daripada kesadarannya.

Maka saya katakan padanya,

“Pernahkan engkau di datangi pengamen?”

“Maksudmu?”

“ya, pengamen,” lanjut saya seiring senyum, “pernah?”

“iya. Pernah” wajahnya serius. matanya menatap saya lekat-lekat.

“Bayangkan jika pengamennya adalah seorang yang berpenampilan seram, bertato, bertindik, dan wajahnya garang mengerikan. Nyanyiannya lebih mirip teriakan yang memekakkan telinga. Suaranya kacau, balau, parau, sumbang, dan cemprang.

Lagunya malah menyakitkan ulu hati, sama sekali tak dapat dinikmati. Apa yang akan kau lakukan?”

“Segera kuberi uang,” jawabnya, “Agar segera berhenti menyanyi dan cepat-cepat pergi.”

“Lalu bagaimana jika pengamen itu bersuara emas, mirip sempurna dengan Ebit G.Ade atau sam bimbo yang kau suka, menyanyi dengan sopan dan penampilannya rapi lagi wangi; apa yang kau lakukan?”

“Kudengarkan, kunikmati hingga akhir lagu,” dia menjawab sambil memejamkan mata, mungkin membayangkan kemerduan yang dicanduinya itu. “Lalu kuminta dia menyanyikan lagu yang lain lagi. Tambah lagi. dan lagi”

Saya tertawa.

Dia tertawa.

“Kau mengerti kan?” tanya saya.

“Bisa saja ALLAH juga berlaku begitu pada kita, para hambaNya. JIka ada manusia yang fasik, keji, mungkar, banyak dosa, dan dibenciNya berdoa memohon padaNya, mungkin akan Dia firmankan pada malaikat : Cepat berikan apa yang dia minta. Aku muak mendengar ocehannya. Aku benci menyimak suaranya. Aki risi mendengar pintanya!”

“Tapi,” saya melanjutkan sambil memastikan dia mencerna setiap kata,

“Bila yang menadahkan tangan adalah hamba yang dicintaiNya, yang giat beribadah, yang rajin bersedekah, yang menyempurnakan wajib dan menegakkan yang sunnah; maka mungkin saja ALLAH akan berfirman pada malaikatNya :

Tunggu! Tunda dulu apa yang menjadi hajatnya. Sungguh Aku bahagia bila diminta. Dan biarlah hambaKu ini terus meminta, terus berdoa, terus menghiba. Aku menyukai doa-doanya. Aku menyukai kata-kata dan tangis isaknya. Aku menyukai khusyuk dan tunduknya. Aku menyukai puja dan puji yang dilantunkannya. Aku tak ingin dia menjauh dariKu setelah mendapat apa yang dia pinta. Aku mencintai-Nya.”

“Oh ya?” matanya berbinar. “Betul demikiankah yang terjadi padaku?”

“Hm… Pastinya aku tak tahu,” jawab saya sambil tersenyum.

dia terkejut. segera saya sambung sambil menepuk pundak-nya, “aku hanya ingin kau berbaik sangka.”

Dan dia tersenyum. Alhamdulillah…

————————————————————————————

ada banyak hal yang tak pernah kita minta

tapi ALLAH tiada alpa menyediakan untuk kita

seperti nafas sejuk, air segar, hangat mentari,

dan kicau burung yang mendamai hati

jika demikian, atas doa-doa yang kita panjatkan

bersiaplah untuk diijabah lebih dari apa yang kita mohonkan

copas dari : http://spiritoflearner.com/index.php/hikmah/171-dia-mengajarimu-untuk-bersabar

WAZZUB – SCAM Bisnis Online


Wazzub – Sebuah situs yang memberikan peluang bisnis dengan cara mudah, gratis dan tanpa jualan produk apapun dengan sistem referral untuk mendapatkan $$$ hingga masa lounching tanggal 9 April 2012 nanti. Nah informasi seperti itulah yang terus-terusan saya terima melalui email spam, inbox di facebook dan sms ke nomor ponsel saya. Namun apakah semua itu bisa dipercaya?

Disini saya tidak membahas bagaimana cara mendapatkan $$$ dari Wazzub dengan cara mudah seperti informasi yang mungkin anda sendiri pernah menerimanya, melainkan disini saya ingin melakukan investigasi kecil dengan tujuan agar anda yang belum bergabung di Wazzub atau yang sudah terlanjur bergabung untuk tidak melakukan hal yang sia-sia. Tapi sebelumnya silahkan anda cek dulu kesitusnya di wazzub.info, dari sana pun saya yakin anda sudah bisa menilai apakah situs tersebut scam atau tidak.

Wazzub 100% Scam

1. Kalau anda perhatikan domain (.info) yang digunakan jelas sekali tidak menunjukkan kalau situs tersebut adalah sebuah situs besar/ professional. Bayangkan saja, domain .info adalah domain TLD termurah bahkan di GoDaddy harga domain .info hanya $0.67, mana mungkin sebuah perusahaan besar yang katanya akan menyaingi google, yahoo, facebook, dan lainnya menggunakan domain .info (itu seh sama saja bunuh diri) yah.. walaupun sekarang Wazzub sudah sudah bisa di akses dengan ektensi .COM, tapi tetap saja itu hanya hasil redirect bukan URL sebenarnya.

2. Sistem yang digunakan di Wazzub sudah pernah dibuat oleh situs serupa yang bernama “PrelaunchMalaysia.com” yang dulu juga sempat booming karena sangat mudahnya member mendapatkan $$$ dari sana. Dan benar saja, setelah situs tersebut launching, yang ditunggu-tunggu member pun hingga jutaan member dari berbagai negara tidak kunjung datang dan parahnya lagi setelah situs tersebut launching malah mereka menawarkan produk ke member yang mendaftar pada masa pre-launch tersebut, padahal di masa pre-launchnya disebutkan “gratis.. tanpa perlu membeli produk apapun” tapi yang terjadi malah sebaliknya. Dan Wazzub memang sangat mirip dengan Prelaunch Malaysia yang 100% scam.

3. Situs dengan program seperti ini sangat rawan dengan tindakan hacking. Situs seperti ini biasanya digunakan untuk mengumpulkan data-data member melalui email dan password yang digunakan saat mendaftar disitusnya (Wazzub). Dari sini akan sangat mudah untuk melakukan tindakan hacking terhadap akun email member, karena kebanyakan orang mendaftar disebuah situs menggunakan password yang sama dengan password pada akun emailnya. Nah, dari sinilah tindakan hacking dimulai dan bila anda menggunakan email yang sama dengan akun Paypal, Alertpay, Liberty pada saat mendaftar disitus tersebut maka bersiaplah anda akan kehilangan aset berharga anda. Tentunya anda juga perlu mewaspadai hal semacam ini dan bukan tidak mungkin kalau Wazzub juga ada indikasi kesana. Bila anda sudah terlanjur bergabung di Wazzub sebaiknya anda langsung mengubah password email anda demi keamanan.

4. Selain itu, situs-situs dengan program seperti ini biasanya hanya digunakan sebagai trik untuk menaikkan traffic (alexa) dan PageRank saja yang setelah itu situs tersebut di lelang dengan harga yang tinggi. Intinya adalah situs ini dibuat hanya untuk flipping site seperti situs Paybox dulu. Wazzub – Oke.. inilah investigasi Wazzub dari saya. Disini saya hanya sekedar berbagi informasi agar anda tidak melakukan hal yang sia-sia. Ingat, untuk mendapatkan penghasilan dari bisnis online tidak sesederhana itu (Wazzub). Jadi bijaklah dalam memilih bisnis online yang mana yang bisa anda percaya atau tidak.

Yap itulah sebuah penilain objektif yang saya dapatkan juga di google, bagaimana kekuatan pikiran dengan mengisi mindset sebagian kalangan, terutama mahasiswa yang katanya intelektual, yang langsung menyerbu situs tersebut untuk segera mendaftar, tanpa di kroscek terlebih dahulu. Saya mungkin tidak bisa berkomentar banyak, biarlah teman-teman yang menilainya sendiri 😀

Wallahu’alam…

Hakikat Pergantian Tahun Baru


oleh K.H. Rahmat ‘Abdullah (alm)

====================================================

Jika kita merenungi peristiwa pergantian tahun dan perhitungan waktu, terdapat perbedaan sangat mencolok antara manusia dan makhluk lainnya. Dengan akal yang Allah berikan mereka menghitung pergerakan benda-benda angkasa yang tertib dan pasti. Dengan naluri ingin tahu yang Allah tanamkan, mereka menjelajah tanpa lelah. Kepastian gerak dan ketertiban pola edar tata surya mengilhami mereka untuk dapat membuat catatan waktu, sejarah, dan peristiwa. Muncullah kalender atau almanak (Arab: almanakh, almunakh, artinya musim, iklim, cuaca). Ada kronometer, dari jam pasir, jam bayang-bayang sampai jam quartz dan kinetik.

Kemudian sesuatu berubah. Mereka membanggakan catatan prasejarah yang mereka bikin-bikin sampai zaman kini. Orang berbangga dengan apa yang mereka sebut pertambahan umur dalam ulang tahun, walaupun sebenarnya yang terjadi adalah perkurangan umur. Secara umum orang merayakan tahun baru Masehi, 1 Januari-sebuah kebiasaan kaum Nasrani yang di abad-abad lalu menjajah negeri-negeri Muslim. Bahkan secara resmi juga presiden mengumumkan pergantian tahun (orang Jayakarta (Jakarta) menyebutnya Tahun Baru Blande).

Bagi seorang Muslim yang baik, bukan pergantian tahun itu yang penting, tetapi per-gantian malam dan siang. Allah menjadikannya sebagai tanda kekuasaannya. Merenunginya berarti memenuhi sebagian sifat ulil albab dan hamba yang bersyukur (QS. 3;190-191/25;62). “Ia yang menjadikan malam dan siang silih berganti, bagi orang-orang yang ingin mengambil pelajaran atau ingin bersyukur”.

Dulu orang membanggakan kaum sufi sebagai ‘putra harinya’. Sudah seharusnya tiap orang menjadi putra harinya, bahkan putra jamnya, menit, dan detiknya. Artinya ia selalu mengaktualisasi dirinya bukan pada musim-musim tahunan atau momentum-momentum, tetapi pada setiap saat dalam kehidupannya serta menjalaninya dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab.

Terkadang kita sukar memahami gaya hidup orang lain, sebagaimana mereka pun susah memahami gaya hidup kita. Kita tidak mengerti mengapa mereka memakai busana minim, yang dalam sejarahnya adalah busana perempuan nakal. Mereka pergi ke pesta-pesta pekanan atau ulang tahun dengan wangian kelas mahal dan mobil mewah tanpa merasa minder bahwa semua itu pinjaman dari ortu. Bagaimana kalau itu hasil KKN? Siapa sih yang nyuruh tiup lilin? Kalau tidak, bagaimana akibatnya? Mengapa harus pergi berpasang-pasangan? Mengapa itu disebut modern? Apakah dengan pesta liar yang dianggap modern itu mereka langsung bisa bikin satelit, komputer, robot, dan memecahkan masalah-masalah iptek?

Evaluasi diri tahun yang lalu

Konon, di antara bahan ‘penyesalan’ orang-orang saleh di hari kiamat adalah adanya waktu kosong dalam kehidupan mereka. Tentu saja, mereka tidak mengisinya dengan maksiat. Namun, melihat betapa keberuntungan besar yang disediakan bagi mereka yang memanfaatkan seluruh hidup untuk kepentingan ibadah, jelas ‘penyesalan’ itu menjadi wajar.

Bagaimana Rasulullah SAW. memanfaatkan waktunya secara efisien? Bayangkan, sepanjang sembilan tahun di Madinah, kaum Quraisy melancarkan tak kurang dari 62 kali gempuran besar dan kecil. 27 ghazwah, pertempuran menghadapi mereka yang dipimpinnya langsung. 35 kali sariyah, yang dipimpin para kader sahabat. Artinya, bila ada kata jeda mungkin hanya satu sampai satu setengah bulan. Banyak hadis sahih menginformasikan Rasulullah masih sempat berlomba jalan dengan istrinya. Ada saatnya beliau merangkak dengan anak-anak bermain ceria dipunggungnya. Ada saatnya beliau bercengkerama dengan rakyat jelata. Ini di luar aktivitas memimpin persidangan politik, persidangan kasus-kasus rumah tangga, kriminal, perdata, menyiapkan para calon hakim, diplomat, guru, ulama, tentara, ahli syura, dll.

Banyak orang hidup dengan usia panjang, kadang seratus tahun. Namun, biografinya ditulis cukup dalam tiga baris: “Bapak Fulan, lahir tanggal sekian, wafat tanggal se-kian”. Terukir apik di batu nisan. Sebaliknya Rasulullah SAW dengan usia 63 tahun qamariyah, sampai sekarang kajian tentang beliau masih terus berlanjut, dari berbagai aspek kehidupan dan kepemimpinannya.

Kenyataan ini menuntut kita untuk mengaudit diri setiap hari: bagaimana caranya agar modal usia yang sudah dijatah tidak terjadi defisit, bahkan sebaliknya, dan keuntungan besar yang selalu diperoleh. Ini memang sulit, karena hal yang sering kali dihindari adalah menghitung diri sendiri. Memang getir rasanya melihat kesalahan-kesalahan diri, tetapi semua ini harus dilakukan. Dan camkanlah dalam hati untuk satu hal ini: bahwa dalam pesta ulang tahun atau dalam perhitungan usia, ada pengelabuan setan. Sesungguhnya bukan umur yang bertambah, melainkan jumlah yang sudah dilewati. Jatah sisa-nya semakin berkurang.

Menyikapi hedonisme remaja masa kini

Salah jika menganggap remaja saja yang doyan hura-hura. Semua dimulai dari biangnya: bapak dan ibu. Kondisi semacam ini tampaknya sudah terkonsep, dari sikap keseharian sampai cara penyambutan tahun baru, semua mencerminkan dangkalnya nilai-nilai akidah sebagian besar umat.

Semua ini memang telah didesain dengan rapi. Dengarlah khotbah sanjungan dan ucapan terima kasih atas nama gereja yang disampaikan oleh pendeta Dr. Zwemmer di bukit Zaitun tahun 1935. Ia menekankan hal yang lebih penting daripada menyebarkan Bibel, yaitu memunculkan generasi umat Islam yang:

  1. tak mengenal Islam
  2. tidak bangga dengan Islam
  3. terputus dengan sejarah dan keagungan masa lalu pendahulu mereka
  4. hidup santai, hura-hura, serba boleh
  5. kalau tidak pindah agama, juga tidak bermutu dalam Islam
  6. lemah dan akhirnya mudah dikuasai dan didikte

Hal yang sama bisa kita lihat dalam dokumen Protokolat Hukama’ Yahudi yang berisi sejumlah rencana busuk mereka terhadap umat Islam.

Menjadi remaja seutuhnya

Tidak adil menyalahkan remaja secara keseluruhan. Mereka hanyalah produk yang lahir dan tumbuh dalam suatu iklim. Generasi yang lemah, manja dan punya ketergan-tungan tinggi, lahir dan dibesarkan dalam gelimang utang luar negeri yang mencekik leher, mengundang korupsi dan menjerat umat pada jaring-jaring rentenir mancane-gara. Sejarah telah membuktikan bahwa lingkungan dan keluarga adalah tempat terbaik pulangnya remaja mengadukan keluh dan mencari jawaban bagi persoalan-persoalannya.

Remaja yang bertanggung jawab akan sangat prihatin melihat angka empat juta dalam kasus narkoba. Ia akan menjaga dengan sungguh-sungguh dirinya dan rekan-rekannya untuk tidak menambah jumlah itu. Ia tahu di bahunya dipercayakan nasib umat dan bangsa ini. Ia sadar memegang amanah kepercayaan, harapan, biaya pendidikan dan tunjangan orang tuanya. Ia memilih pahit daripada berkhianat kepada akidahnya. Di era kebangkitan ia harus punya target mengenal Islam secara benar, ikut dakwah secara proporsional, dan berprestasi sebagaimana layaknya seorang remaja.

Target-target setahun ke depan

Mungkin sangat klise untuk mengatakan: tampil ke depan meraih sukses. Coba duduklah dengan tenang, bayangkan ratusan ribu kader dari kelompok pemikiran yang tidak punya komitmen dengan Islam dan dakwah Islam, bahkan tidak dengan kepentingan bangsanya. Dengan terjun bebas atau dengan beasiswa, mereka berhasil mereguk ilmu sepuas-puasnya dan menduduki posisi-posisi kunci di negeri ini. Kepada siapa tanah air ini akan diserahkan? Sukses tidak selalu ditandai dengan NEM tinggi, karena remaja mungkin berprofesi sebagai pelajar atau putus sekolah karena sebab-sebab tertentu. Intinya kemandirian dan kesiapan menghadapi hari esok.

Bila duduk di kelas tertinggi, konsentrasinya pada sukses belajar. Itu cukup sebagai bahasa fakta bagi dakwah yang cerdas dan memberdayakan, agar tidak ada lagi orang berceloteh tentang aktivis yang selalu gagal dalam studi. Bila berada di kelas pertama atau kedua, harus dirancang agar menghasilkan kontribusi yang jelas, terencana, dan terproyeksi.

Wallahu’alam…

—————————————

semoga bermanfaat yaaa…. 🙂